Jumat, 05 Maret 2010

TUGAS SBM

Tugas Strategi Belajar Pembelajaran

Oleh:
Nama : I Wayan Sugiata
NIM : 0713031002


Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja
2009
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Identitas

Sekolah : SMA Negeri 1 Singaraja
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas Semester : XI IA/2
Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran (3 x 45 menit)

Standar Kompetensi
Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator
Menjelaskan pengertian laju reaksi
Menentukan persamaan laju reaksi dan orde reaksi
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan pengertian laju reaksi
Siswa dapat menentukan persamaan laju reaksi dan orde reaksi
Materi Pokok
Laju Reaksi
Laju reaksi didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan berkurangnya jumlah zat-zat pereaksi tiap satuan waktu atau bertambahnya zat-zat hasil reaksi tiap satuan waktu. Karena jumlah zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia biasanya dinyatakan dalam konsentrasinya, maka laju reaksi juga didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi atau zat-zat hasil reaksi tiap satuan waktu.
Jika suatu reaksi kimia dinyatakan dengan :
A → B
dengan :
A : reaktan
B : produk
Maka laju reaksinya dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut.
Keterangan ;
v = laju reaksi
Δ[A] = perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi
Δ[B] = perubahan konsentrasi zat-zat hasil reaksi
Δt = waktu
Nilai positif laju reaksi yang dinyatakan dalam konsentrasi zat-zat hasil reaksi menunjukkan bahwa konsentrasi zat tersebut bertambah. Sementara itu, nilainegatif laju reaksi yang dinyatakan dengan konsentrasi zat-zat pereaksi menunjukkan bahwa konsentrasi zat tersebut berkurang.
Kadang-kadang reaksi kimia melibatkan beberapa zat yang perbandingan jumlah molnya dinyatakan dengan koefisien-koefisien reaksi, sehingga persamaan kimianya dapat dituliskan sebagai berikut
pA + qB → rC + sD
dengan :
A, B = zat-zat pereaksi
C,D = zat-zat hasil reaksi
p, q, r, s = koefisien reaksi




Laju reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan dengan menggunakan cara fisika dan cara kimia. Secara fisika, didasarkan pada sifat-sifat fisis zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi kimia yang berhubungan dengan konsentrasi zat-zat tersebut, seperti tekanan, konduktivitas listrik, dan lain-lain. Secara kimia, laju reaksi ditentukan dengan menentukan konsentrasi zat-zat pada waktu tertentu, kemudian data-data konsentrasi tersebut digunakan untuk menghitung laju reaksi dengan menggunakan persamaan laju reaksi.

Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi
Laju reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan laju reaksi berdasarkan konsentrasi zat-zat pereaksi. Pada umumnya, laju reaksi hanya bergantung pada konsentrasi awal zat-zat pereaksi yang dapat ditentukan melalui percobaan. Penambahan konsentrasi zat-zat pereaksi dapat meningkatkan laju reaksi. Untuk reaksi A + B → C + D, maka persamaan laju reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut.



dengan :
v : laju reaksi
k : tetapan laju reaksi (hanya bergantung pada temperatur dan katalis)
[A] : konsentrasi pereaksi A
[B] : konsentrasi pereaksi B
m : orde reaksi terhadap A
n : orde reaksi terhadap B
m + n : orde reaksi total
Berkaitan dengan penambahan konsentrasi zat pereaksi, maka dalam persamaan laju reaksi dikenal suatu bilangan yang disebut dengan orde reaksi. Orde reaksi didefinisikan sebagai bilangan pangkat (eksponen) yang menyatakan penambahan laju reaksi karena penambahan konsentrasi zat-zat pereaksi. Sebagai contoh, jika konsentrasi suatu pereaksi dinaikkan m kali semula dapat menyebabkan laju reaksi meningkat n kali, maka hubungan penambahan konsentrasi dengan laju reaksi zat tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.


dengan :
q : orde reaksi
m : kenaikan konsentrasi
n : kenaikan laju reaksi
Laju reaksi ditentukan oleh tahap reaksi yang paling lambat. Pada penentuan laju reaksi, harga orde reaksi tidak ada hubungannya dengan koefisien reaksi, dan harga orde reaksi hanya dapat ditentukan berdasarkan data percobaan atau eksperimen bukan hanya dari persamaan reaksi. Dalam suatu percobaan kadang kala orde reaksi yang diperoleh sama dengan koefisien reaksinya, sehingga reaksi tersebut dinamakan reaksi sederhana (reaksi elementer)
METODE PEMBELAJARAN
- Induktif: Metode Tanya Jawab (interaktif), pemberian informasi
PROSES PEMBELAJARAN
Persiapan dan Pembuka (± 15 menit)
Salam
Mengecek kehadiran siswa
Fokusing : mengingatkan kembali materi sebelumnya

Kegiatan Inti (± 110 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu Tempat
Membahas soal pada pertemuan sebelumnya
Memberikan kesempatan siswa menyimak materi yang terdapat dalm buku.
Memotivasi siswa dengan pertanyaan terkait dengan topik - memahami materi dalam buku, memberikan informasi/pertanyaan, dan menjawab pertanyaan dari guru 15 menit








Ruang Kelas XI IA2 SMA Negeri 1 Singaraja

Membantu siswa dalam mengorganisir pengetahuannya untuk memahami topik yang dipelajari. Memecahkan masalah dalam diskusi dengan teman 15 menit
Menjelaskan mengenai laju reaksi dan persamaan laju reaksi dan orde reaksi
Mengamati kegiatan siswa Siswa memperhatikan penjelasan guru 30 menit
Memberikan contoh-contoh dari materi yang diberikan yang ada dalam kehidupan sehari-hari Memberikan contoh-contoh 10 menit
Memberikan masalah yang akan didiskusikan oleh siswa
Mencermati masalah yang diberikan dan mendiskusikan dengan teman. 10 menit

Memberikan latihan soal tentang pengertian laju reaksi dan membahas bersama Mengerjakan latihan soal 20 menit
Memberikan komentar mengenai pertanyaan dan jika terdapat miskonsepsi Mendengarkan informasi guru dan mengoreksi miskonsepsi yang ada dari penjelasan guru 10 menit

Kegiatan Penutup (± 10 menit)
Menyimpulkan bersama topik yang dibicarakan.
Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya mengenai topik
Salam
References
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Hal 290-316. Jakarta : Erlangga
Haryanto, Untung Tri. ......... Kreatif Kreasi Belajar Siswa Aktif Kimia Xia. Klaten : Viva Pakarindo
Parning. 2008. Kimia SMA Kelas XI Semester Pertama. Hal: 23-38 Jakarta : Yudhistira
Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 2. Hal 28-35. Solo : Platinum
Sunardi. 2008. Kimia Bilingual untuk SMA Kelas XI. Hal 64-83. Bandung : Yrama Widya
EQUIPMENT AND MEDIA
Spidol, White Board, laptop, LCD
PROSEDUR PENILAIAN
Metode Evaluasi : Kognitif melalui rubrik penilaian. Afektif dilakukan dengan lembar pengamatan individu, yang dilakukan oleh guru mengadakan penilaian, baik berupa komentar atau dalam bentuk pengamatan. Penilaian Afektif juga menggunakan rubrik penilaian afektif.
Instrumen : rubrik penilaian afektif dan kognitif
Singaraja, September 28th 2008
Teacher Supervisor, Practice Teacher,

I.A Putu Widiartini, S.Pd I Komang Setiawan
NIP. 600020646 NIM.0513031012
Lector Supervisor, Principal,
Prof.Drs. I Wayan Subagia, M.App.Sc.Ph.D Drs. I Nyoman Darta
NIP. 131 783 624 NIP.131 785 682
PEMBAHASAN

Identifikasi Pendekatan, Metode, Teknik Pembelajaran, dan Siklus Belajar
Pendekatan
Pendekatan pembelajaran merupakan ide atau keinginan yang dimiliki guru untuk mengantarkan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Dengan melakukan pendekatan, maka guru dapat menciptakan situasi pembelajaran yang tepat dilihat dari prinsip-prinsip pengembangan pengetahuan anak. Ada tiga pendekatan yang sering digunakan yaitu pendekatan induktif, deduktif, dan induktif-deduktif.
Pendekatan yang digunakan pada RPP di atas adalah pendekatan induktif. Hal ini dapat dilihat pada kegiatan inti pembelajaran dimana guru menjelaskan mengenai laju reaksi, persamaanya dan orde reaksi serta contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Proses penyimpulan ada pada bagian akhir kegiatan belajar. Pendekatan induktif ini sangat efektif digunakan dalam pembelajaran dan terstruktur untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
Metode
Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mencapai sasaran pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan ditentukan oleh pendekatan pembelajaran yang dipilih. Dalam pembelajaran, dapat menggunakan lebih dari satu metode dan bisa dikombinasikan. Beberapa contoh metode mengajar yaitu : metode resitasi, demonstrasi, eksperimen, diskusi, proyek, dan interaktif komputer.
Metode yang digunakan pada RPP diatas adalah metode ceramah, diskusi, dan resitasi. Penggunaan metode ceramah dapat dilihat saat guru menjelaskan materi pelajaran yang disisipi dengan pemberian pertanyaan terkait yang bertujuan untuk memotivasi siswa (metode resitasi). Kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok yang dibarengi dengan tanya jawab antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Pengunaan metode diskusi ini bertujuan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang tidak monoton dan membuat suasana belajar tidak kaku. Dengan diskusi, semua yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran menjadi aktif sehingga proses pembelajaran berjalan optimal.
Teknik
Teknik pembelajaran merupakan usaha operasional untuk mengoptimalkan perpaduan penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran dengan menyesuaikan situasi di lapangan. Jadi maksudnya disini adalah teknik merupakan seni penggunaan metode yaitu dari metode-metode yang ada dapat divariasikan sedemikian rupa sehingga dapat memaksimalkan proses pembelajaran.
Pada RPP diatas, teknik yang digunakan adalah teknik ceramah dimana guru menyampaikan materi kepada siswa dan penyampaian contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran bersifat konstektual. Selain menggunakan teknik ceramah, pada RPP diatas juga menggunakan teknik diskusi yaitu diskusi kelompok kecil.
Siklus belajar
Pada RPP diatas, siklus belajar yang digunakan adalah siklus belajar deskriptif. Hal ini dapat dilihat guru mengidentifikasi konsep-konsep tentang laju reaksi, persamaannya dan orde rekasi. Pada fase eksplorasi, siswa mengekplorasi fenomena dan berusaha menemukan serta menjelaskan pola. Setelah guru memberikan konsep-konsep pembelajaran, siswa disuruh untuk menggali dan menemukan sendiri hal-hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Siswa memberikan respon dengan memberikan penadapat dan pengetahuan yang ia miliki dan guru menanggapinya dan membenarkan konsep-konsep yang keliru. Fase penerapan konsep terletak pada bagian akhir dari pembelajaran yaitu memberikan soal latihan tentang laju reaksi dan membahas bersama. Siklus belajar deskriptif cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran karena siklus ini tertata dengan rapi sehingga mudah diterapkan oleh guru dan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran yang sedang dipelajarinya. Selain itu, siklus ini juga dapat memantapkan pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari karean siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi diri.
Komentar
Dari pembahasan RPP diatas, RPP diatas sudah cukup baik namun masih ada beberapa kekurangan yang terkait dengan pendekatan, metode, dan teknik.
Pendekatan pembelajaran
Pendekatan yang digunakan pada RPP diatas adalah pendekatan induktif. Pendekatan yang digunakan sudah baik, karena pendekatan induktif mampu mengantarkan siswa ke arah berpikir yang terstruktur sehingga pemahaman siswa akan lebih terkonstruksi dengan jelas. Selain itu, perlu juga ditambahkan dengan pendekatan diskoveri sehingga proses mental siswa meningkat.
Metode pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan RPP tersebut adalah metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Metode tersebut sudah baik dan saling melengkapi metode yang satu dengan yang lain sehingga preses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru saja, tetapi siswa juga ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai tambahan untuk meningkatan pemahaman siswa, perlu ditambahkan dengan metode yang menunjang hal ini. Metode yang sangat tepat adalah metode eksperimen sehingga pengetahuan siswa melekat kuat.
Teknik pembelajaran
Teknik pembelajaran yang digunakan pada RPP diatas adalah teknik diskusi, dimana siswa membentuk kelompok diskusi kecil untuk membahas masalah yang diberikan guru. Namun teknik diskusi ini perlu divariasi. Misalnya dengan melakukan diskusi panel sehingga siswa dapat melakukan tukar pendapat dengan siswa yang lainnya sehingga pengetahuan siswa bertambah.
Siklus Belajar
Pada RPP diatas, siklus belajar yang digunakan adalah siklus belajar deskritif. Menurut saya siklus belajar yang digunakan sudan baik karena siklus ini sudah tertata dengan rapi sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari.





Identifikasi RPP
Identitas

Sekolah : SMA Negeri 1 Singaraja
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas Semester : XI IA/2
Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran (3 x 45 menit)


No. Komponen/Sub komponen Rancangan Isi Aktifitas Metode & Teknik
1. Preinstruksional
a. Motivasi Memotivasi siswa dengan pertanyaan terkait dengan topik. Tanya jawab
b. Pemberitahuan acuan Mengingatkan kembali materi sebelumnya.
c. Entry behavior -
2. Presentasi Informasi
a. SK :
memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
KD :
Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
Menjelaskan pengertian laju reaksi.
Menentukan persamaan laju reaksi dan orde reaksi.

b. Informasi
Laju Reaksi
Laju reaksi didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan berkurangnya jumlah zat-zat pereaksi tiap satuan waktu atau bertambahnya zat-zat hasil reaksi tiap satuan waktu. Karena jumlah zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia biasanya dinyatakan dalam konsentrasinya, maka laju reaksi juga didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi atau zat-zat hasil reaksi tiap satuan waktu.
Jika suatu reaksi kimia dinyatakan dengan :
A → B
dengan :
A : reaktan
B : produk
Maka laju reaksinya dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut.
Keterangan ;


v =laju reaksi
Δ[A] = perubahan konsentrasi zat-zat pereaksi
Δ[B] = perubahan konsentrasi zat-zat hasil reaksi
Δt = waktu
Nilai positif laju reaksi yang dinyatakan dalam konsentrasi zat-zat hasil reaksi menunjukkan bahwa konsentrasi zat tersebut bertambah. Sementara itu, nilainegatif laju reaksi yang dinyatakan dengan konsentrasi zat-zat pereaksi menunjukkan bahwa konsentrasi zat tersebut berkurang.
Kadang-kadang reaksi kimia melibatkan beberapa zat yang perbandingan jumlah molnya dinyatakan dengan koefisien-koefisien reaksi, sehingga persamaan kimianya dapat dituliskan sebagai berikut
pA + qB → rC + sD
dengan :
A, B = zat-zat pereaksi
C,D = zat-zat hasil reaksi
p, q, r, s = koefisien reaksi




Laju reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan dengan menggunakan cara fisika dan cara kimia. Secara fisika, didasarkan pada sifat-sifat fisis zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi kimia yang berhubungan dengan konsentrasi zat-zat tersebut, seperti tekanan, konduktivitas listrik, dan lain-lain. Secara kimia, laju reaksi ditentukan dengan menentukan konsentrasi zat-zat pada waktu tertentu, kemudian data-data konsentrasi tersebut digunakan untuk menghitung laju reaksi dengan menggunakan persamaan laju reaksi.

Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi
Laju reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan laju reaksi berdasarkan konsentrasi zat-zat pereaksi. Pada umumnya, laju reaksi hanya bergantung pada konsentrasi awal zat-zat pereaksi yang dapat ditentukan melalui percobaan. Penambahan konsentrasi zat-zat pereaksi dapat meningkatkan laju reaksi. Untuk reaksi A + B → C + D, maka persamaan laju reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut.



dengan :
v : laju reaksi
k : tetapan laju reaksi (hanya bergantung pada temperatur dan katalis)
[A] : konsentrasi pereaksi A
[B] : konsentrasi pereaksi B
m : orde reaksi terhadap A
n : orde reaksi terhadap B
m + n : orde reaksi total
Berkaitan dengan penambahan konsentrasi zat pereaksi, maka dalam persamaan laju reaksi dikenal suatu bilangan yang disebut dengan orde reaksi. Orde reaksi didefinisikan sebagai bilangan pangkat (eksponen) yang menyatakan penambahan laju reaksi karena penambahan konsentrasi zat-zat pereaksi. Sebagai contoh, jika konsentrasi suatu pereaksi dinaikkan m kali semula dapat menyebabkan laju reaksi meningkat n kali, maka hubungan penambahan konsentrasi dengan laju reaksi zat tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.


dengan :
q : orde reaksi
m : kenaikan konsentrasi
n : kenaikan laju reaksi
Laju reaksi ditentukan oleh tahap reaksi yang paling lambat. Pada penentuan laju reaksi, harga orde reaksi tidak ada hubungannya dengan koefisien reaksi, dan harga orde reaksi hanya dapat ditentukan berdasarkan data percobaan atau eksperimen bukan hanya dari persamaan reaksi. Dalam suatu percobaan kadang kala orde reaksi yang diperoleh sama dengan koefisien reaksinya, sehingga reaksi tersebut dinamakan reaksi sederhana (reaksi elementer)
Guru menjelaskan topik, mengumpulkan informasi dan masalah yang dialami siswa, mengamati kegiatan siswa, memberikan latihan soal serta memberikan komentar mengenai pertanyaan jika terdapat miskonsepsi. Siswa Memperhatikan penjelasan guru, memberikan informasi/pertanyaan, dan menjawab pertanyaan dari guru

Ceramah dan diskusi.
c. Contoh Contoh berupa hubungan antara konsentrasi dengan kenaikan laju reaksi.




3. Partisipasi Siswa
a. Praktek Memperahtikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan dari guru Memecahkan masalah dalam diskusi dengan teman melalui diskusi kelompok
Memberikan contoh-contoh.
Mendengarkan informasi guru dan mengoreksi miskonsepsi yang ada dari penjelasan guru.

b. Feedback (umpan balik) -

PEMBAHASAN
Dari RPP diatas kita dapat mengidentifikasi kelebihan maupun kekurangan dari masing-masing komponennya yaitu:
Komponen preinstruksional mencakup motivasi, pemberitahuan acuan, dan entry behavior. Pada bagian preintruksional masih terdapat kekurangan yaitu tidak ada entry behavior. Entry behavior diberikan kepada siswa biasanya berupa pretest. Pretest sangat penting diberikan kepada siswa karena dapat digunakan sebagai acuan seberapa siap seorang siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Perbaikan yang dilakukan adalah perlu dilaksanakan pretest untuk mengetahui kesiapan siswa menerima pelajaran.
Presentasi Informasi terdiri dari SK, KD, Indikator yang sudah ada dalam RPP diatas. Komponen yang sangat penting dalam RPP. Namun, pada bagian ini masih ada kekurangan pada bagian contoh. Contoh hanya disajikan berupa hubungan saja tanpa ada contoh soal yang dikerjakan untuk siswa. Contoh soal sangat penting diberikan kepada siswa karena dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang sedang dipelajarinya. Perbaikan yang dilakukan adalah perlu membarikan contoh soal sehingga pemahaman siswa meningkat mengenai pelajaran yang sedang dipelajari.
Partisipasi siswa dalam RPP diatas sudah aktif. Hal ini sudah dipaparkar pada kegiatan siswa. Namum, pada partisipasi siswa belum ada umpan balik yang biasanya dilakukan dengan memberikan pengayaan atau remidi kepada siswa yang belum menguasai materi dengan baik. Perbaikan yang perlu ditambahkan pada RPP diatas adalah memberikan remidi atau pengayaan terhadap siswa yang belum menguasai materi dengan baik sehingga siswa mampu memperbaiki nilainya yang belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh sekolah siswa bersangkutan.

1 komentar: